Mendadak tekanan darah naik saat bertemu dokter? Mari simak penjelasan berikut

Di Upload Pada: 31-07-2023

Sebagian orang pasti pernah atau memiliki rasa takut ketika bertemu dengan tenaga medis atau dokter di Rumah Sakit. Istilah ini disebut dengan White Coat Hypertension (Hipertensi jas putih). Hipertensi jas putih adalah istilah yang dipakai untuk  untuk menggambarkan keadaan peningkatan tekanan darah ketika pasien bertemu dengan tenaga medis di Rumah Sakit / Klinik, namun saat dirumah tekanan darahnya dalam batas normal tanpa penggunaan obat-obatan anti hipertensi.

European Society of Hypertension dan European Society of Cardiology menyatakan, seseorang disebut mengidap hipertensi jas putih bila tekanan darahnya sedikit meninggi –- 140/90 mmHg atau lebih -- pada tiga kali kunjungan ke dokter. Sedangkan tekanan darah yang bersangkutan saat berada di rumah kurang dari 135/85 mmHg. Diagnosa hipertensi jas putih tidak dapat ditegakkan dalam 1-2 kali kunjungan ke dokter. Perlu dilihat, berapa rata-rata tekanan darahnya saat berada di rumah.

Sejumlah studi merekomendasikan untuk dilakukan pemantauan tekanan darah selama 24 jam, untuk menegakkan diagnosa hipertensi jas putih. Pasien dipasangi alat monitor digital (Ambulatory Blood Pressure Monitoring), yang dapat merekam fluktuasi tekanan darahnya selama 24 jam. Hasil rekaman tekanan darah dapat menjadi bahan untuk menyatakan, apa benar pasien ini mengalami hipertensi jas putih. Rasa cemas pasien saat bertemu dokter atau tenaga kesehatan, diduga menjadi pemicunya. Kecemasan bisa karena panik, tidak siap mendengar diagnosa dokter, atau karena hal lain. Kondisi takut atau panik memang dapat menyebabkan tekanan darah meningkat sampai 30 mmHg.

Apakah Hipertensi Jas Putih berbahaya ?

Hipertensi jas putih bersifat sementara, yakni saat pasien berada di lingkungan medis dan bertemu dokter berjas putih. Namun, penyakit ini tak bisa diabaikan. Menurut studi, Hipertensi jas putih sangat mungkin berkembang menjadi hipertensi menetap, dibanding pasien yang tekanan darahnya normal. Pada orang yang mengalami kondisi ini, kejadian tekanan darah yang menetap lebih tinggi, yaitu berkisar di angka 46,9 persen dibandingan orang dengan tekanan darah normal, yaitu 22,2 persen. Pasien dengan hipertensi jas putih juga berisiko mengalami penyakit kardiometabolik lain. Dibanding mereka yang tekanan darahnya normal, mereka diketahui memiliki kadar kolesterol trigliserida, asam urat serta kadar gula darah lebih tinggi. Pada lanjut usia, hipertensi jas putih juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular. Risiko makin meningkat dengan bertambahnya usia dan indeks masa tubuh (BMI)

Penanganan Hipertensi Jas Putih

Penanganan hipertensi jas putih masih menuai kontroversi dengan pertanyaan utama apakah hipertensi ini membutuhkan terapi secara khusus. European Society of Hypertension & European Society of Cardiology merekomendasikan obat penurun tekanan darah atau obat anti hipertensi, hanya diberikan kepada pasien hipertensi jas putih dengan risiko tinggi atau sangat tinggi. Yaitu yang memiliki faktor risiko lain, seperti menderita diabetes melitus tipe 2, mengalami penurunan fungsi ginjal, mengalami penurunan fungsi organ, atau terdiagnosa penyakit jantung dan pembuluh darah lainnya. Selain terapi obat, pasien dianjurkan diet dan menjalani gaya hidup sehat.

Perubahan gaya hidup tetap disarankan seperti :

  1. Kurangi makanan yang tinggi garam
  2. Jauhi makanan yang mengandung lemak jenuh yang tinggi seperti daging sapi dan kambing, susu, dan berbagai produk olahannya.
  3. Hindari makanan yang berminyak dan berlemak
  4. Olahraga rutin seperti aerobik yang memiliki dampak baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah