Apa itu Hipoglikemia dan Bagaimana Penanganannya?

Di Upload Pada: 27-01-2023

Apa itu Hipoglikemia?

Hipoglikemia merupakan suatu kondisi penurunan kadar glukosa darah <70 mg/dl (<4,0 mmol/L). Hipoglikemia sering dialami oleh pasien diabetes tipe 1, diikuti oleh pasien diabetes tipe 2 yang diterapi dengan insulin dan sulfonilurea.

Bagaimana Gejalanya?

Gejala hipoglikemia berbeda-beda tiap individunya. Hipoglikemia dapat ditegakkan dengan adanya Whipple’s Triad. Gejala hipoglikemia dikategorikan menjadi neuroglikopenia dan autonom. Neuroglikopenia adalah gejala yang berhubungan langsung terhadap otak apabila terjadi kekurangan glukosa darah. Sedangkan, autonom merupakan gejala yang terjadi sebagai akibat dari aktivasi sistem simpato-adrenal sehingga terjadi perubahan persepsi fisiologi.

Kategori Hipogikemia

Tingkat keparahan hipoglikemia pada pasien diabetes melitus dikategorikan sebagai berikut:

  1. Ringan: Glukosa darah 54-70 mg/dl. Gejala autonom: tremor, palpitasi, gugup, takikardi, berkeringat, dan rasa lapar. Pasien dapat mengobati sendiri
  2. Sedang: Glukosa darah 40-54 mg/dl. Gejala autonom & neuroglikopenia: bingung, rasa marah, kesulitan konsenterasi, sakit kepala, lupa, mati rasa pada bibir dan lidah, kesulitan bicara, mengantuk dan pandangan kabur. Pasien dapat mengobati sendiri.
  3. Berat: Glukosa darah <40 mg/dl. Terjadi kerusakan sistem saraf pusat, dengan gejala perubahan emosi, kejang, stupor, atau penurunan kesadaran. Pasien membutuhkan bantuan orang lain untuk pemberian karbohidrat, glukagon, atau resusitasi lainnya. Bisa terjadi ketidaksadaran pasien.

Penanganan Hipoglikemia di Rumah

Hipoglikemia yang tergolong ringan sampai dengan sedang bisa diatasi segera dengan penanganan yang dilakukan oleh diri sendiri, keluarga, ataupun orang sekitar. Penderita hipoglikemia harus ditangani segera agar tidak memperparah kondisi. PERKENI telah membuat rekomendasi untuk penanganan hipoglikemia dibedakan berdasarkan tingkat keparahannya.

Penanganan hipoglikemia ringan-sedang antara lain:

  1. Konsumsi makanan tinggi glukosa (karbohidrat sederhana).
  2. Glukosa murni merupakan pilihan utama, namun bentuk karbohidrat lain yang berisi glukosa juga efektif untuk menaikkan glukosa darah.
  3. Makanan yang mengandung lemak dapat memperlambat respon kenaikan glukosa darah.
  4. Glukosa 15-20 g (2-3 sendok makan gula pasir) yang dilarutkan dalam air adalah terapi pilihan pada pasien dengan hipoglikemia yang masih sadar.
  5. Pemeriksaan glukosa darah dengan glukometer harus dilakukan setelah 15 menit pemberian upaya terapi. Jika pada monitoring glukosa darah 15 menit setelah pengobatan hipoglikemia masih tetap ada (glukosa serum <70 mg/dL), pengobatan dapat diulang kembali.
  6. Jika hipoglikemia menetap setelah 45 menit atau 3 siklus pengananan sesuai dengan poin 4 maka diperlukan pemberikan cairan glukosa melalui intravena yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat
  7. Jika hasil pemeriksaan glukosa darah kadarnya sudah mencapai normal (glukosa serum >70 mg/dL), pasien diminta untuk makan atau mengkonsumsi makanan ringan untuk mencegah berulangnya hipoglikemia

Hipoglikemia merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan bagi penderita diabetes mellitus. Pola makan teratur dan menerapkan prinsip diet 3J (tepat jumlah, jadwal, jenis) merupakan salah satu cara untuk menjaga kadar glukosa darah lebih stabil. Selain itu, keluarga penderita diabetes melitus juga perlu teredukasi mengenai penanganan hipoglikemia karena biasanya saat hipoglikemia terjadi, penderita memerlukan bantuan orang sekitar agar hipoglikemia cepat teratasi dengan penanganan yang tepat. Hipoglikemia yang sudah tergolong ke dalam hipoglikemia berat perlu segera meminta pertolongan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Ditulis Oleh : Annisa Rizki Utami, S.Gz, RD (Dietisien RS Jantung Jakarta)

Divalidasi Secara Medis : dr. Gracia J.M.T Winaktu, MS, Sp.GK (Dokter Spesialis Gizi Klinis RS Jantung Jakarta)

Referensi :

  1. Smeltzer, S. C. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Brunner And Suddarth, Edisi 8. Jakarta: EGC.
  2. PERKENI (Persatuan Endokrinologi Indonesia). 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2015. Jakarta: PB. Perkeni.
  3. Yale, JF., Paty, B., Senior, PA. 2018. Clinical Practice Guidelines Hypoglycemia Diabetes Canada Clinical Practice Guidelines Expert Committee. Can J Diabetes 42: S104–S108.
  4. Inkster, B. & Frier, B. M. 2012. The Effects of Acute Hypoglycaemia on Cognitive Function in Type 1 Diabetes. The British Journal of Diabetes & Vascular Disease, 12, 221-226.
  5. Paluchamy, T. 2019. Hypoglycemia: Essential Clinical Guidelines, Blood Glucose Levels, Leszek Szablewski, IntechOpen, DOI:10.5772/intechopen.86994. Available