Pernah mendengar istilah mati suri? Berikut penjelasan nya secara medis

Di Upload Pada: 18-11-2022

Kejadian orang dapat hidup kembali setelah mengalami kematian atau sering disebut mati suri secara medis dapat dijelaskan mengenai kemungkinan yang dapat mengakibatkan hal tersebut terjadi. Pertama bisa saja orang tersebut sedang mengalami Lazarus Syndome. Lazarus Syndrome atau Lazarus phenomenon adalah berfungsinya kembali sistem peredaran darah spontan setelah gagal mengalami resusitasi. Jantung memompa darah melalui pembuluh darah ke organ dan jaringan di seluruh tubuh. Ketika jantung berhenti berdetak, sirkulasi akan terhenti dan seluruh organ akan mengalami kegagalan akibat kekurangan oksigen. Menurut keterangan dalam laporan yang dipublikasikan pada Jurnal of The Royal Society of Medicine, kasus Lazarus Syndrome pertama kali dilaporkan pada 1982. Hingga kini tercatat 38 kasus yang dilaporkan. Kejadian mati suri pada dunia medis kerap terjadi. Oleh karena itu, sebelum pasien dinyatakan meninggal, tenaga kesehatan akan memonitor pasien sekitar 10-15 menit setelah menghentikan tindakan resusuitasi jantung paru (RJP) atau Cardiopulmonary Resuscitation (CPR). Biasanya orang yang mengalami mati suri akan kembali “Hidup” setelah dinyatakan meninggal dalam waktu sekitar 10-30 menit. Ada juga yang bisa kembali hidup dalam waktu beberapa jam setelah dinyatakan meninggal walaupun kasusnya jarang terjadi.

Berdasarkan Thanalogi (ilmu yang mempelajari tentang kematian), ada 2 istilah kematian yaitu mati somatis (mati klinis) dan mati mollekuler (mati seluler). Mati somatis adalah kematian yang terjadi akibat terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang kehidupan yaitu susunan saraf pusat, sistem kardiovaskular dan sistem pernafasan, yang menetap (irreversible). Secara klinis tidak ditemukan lagi refleks tubuh, nadi tidak teraba (palpitasi), tidak ada gerak pernafasan (inspeksi) dan tidak terdengar suara nafas (auskultasi). Mati seluler (mati mollekuler) adalah kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian somatis. Kemampuan organ berbeda dalam merespon ketiadaan oksigen sehingga terjadinya kematian seluler pada tiap organ atau jaringan tidak bersamaan.

Ada beberapa jenis kematian, pertama mati suri (suspended animation apparent death) adalah terhentinya ketiga sistem kehidupan yang ditentukan dengan alat kedokteran sederhana. Tetapi dengan peralatan kedokteran canggih masih dapat dibuktikan bahwa ketiga sistem tersebut masih berfungsi pada batas basal metabolik. Mati suri sering ditemukan pada kasus keracunan obat tidur, tersengat aliran listrik dan tenggelam. Kedua mati serebral adalah kerusakan kedua hemisfer otak yang irreversible, kecuali batang otak dan serebelum, sedangkan kedua sistem lainnya yaitu sistem pernapasan dan kardiovaskular masih berfungsi dengan bantuan alat. Ketiga Mati otak (mati batang otak) adalah bila telah terjadi kerusakan seluruh isi neuronal intrakranial yang irreversible, termasuk batang otak dan serebelum. Jika sudah diketahui mati otak (mati batang otak) maka dapat dikatakan seseorang secara keseluruhan tidak dapat dinyatakan hidup lagi, sehingga alat bantu dapat dihentikan.

Kemungkinan lainnya yaitu Near Death Experience yang dalam ilmu psikologi istilah ini disebutkan pertama kali oleh seorang dokter bernama Raymond Moody sekitar tahun 1975 didalam bukunya yang berjudul “Life After Life”. Menurut Blackmore dalam Molina, ada 6 teori mengenai mati suri. Pertama Expectation, berkaitan dengan pengalaman ghaib ketika mati suri seperti keluar dari tubuh, bertemu dengan sosok spiritual yang misterius. Kedua pengalaman mati suri sering terjadi pada pengguna obat-obatan. Ketiga saat mengalami stres atau trauma, otak akan mengeluarkan cairan endorphin untuk mengurangi rasa sakit. Keempat, pada saat marti suri tidak ada suplai darah ke otak karena pernafasan dan sirkulasi darah terhenti. Kelima, aktivitas lobus temporal menjelaskan bahwa pengalaman ghaib adalah halusinasi, memory flashback, body distortions dan out of body experiences. Keenam, agama yang menyatakan bahwa adanya kehidupan setelah kematian adalah benar.

Ada beberapa tanda-tanda kematian yang dapat menunjukan seseorang telah meninggal dunia. Hal ini berarti apabila salah satu dari tanda tersebut belum ada, maka tidak dapat dinyatakan seseorang tersebut telah meninggal dunia. Tanda kematian yang tidak pasti antara lain terhentinya pernafasan selama lebih dari 10 menit (inspeksi, palpasi, auskultasi), terhentinya sirkulasi selama 15 menit nadi akrotis tidak teraba (palpitasi), kulit pucat (terjadi spasme agonal sehingga wajah tampak kebiruan), tonus otot menghilang dan relaksasi, pembuluh darah retina mengalami segmentasi beberapa menit setelah kematian sehingga segmen tersebut bergerak kearah tepi retina dan menetap. Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam waktu 10 menit.

Tanda kematian yang pasti (perubahan tubuh pasca kematian) terjadi pada tingkat kematian mollekuler dimana jarak antara kematian somatis dan kematian mollekuler tidak serentak pada semua sel atau jaringan tubuh. Perubahan yang dapat terjadi antara lain perubahan temperatur tubuh, lebam mayat, kaku mayat, proses pembusukan, adiposere dan mumifikasi. Selain itu, tanda- tanda kematian yang penting antara lain: kerja jantung dan peredaran darah terhenti, pernafasan berhenti, refleks cahaya dan refleks kornea hilang, kulit pucat, relaksasi otot tubuh, terhentinya aktifitas otak (dengan bantuan Elecro Ensefalo Graf), serta perubahan-perubahan yang timbul beberapa waktu setelah mati (post mortem)

 

Referensi:

Sahni,Vaibhav.2016.The Lazarus phenomenon.Journal of the Royal Society of Medicine.Maharishi Markandeshwar College of Dental Sciences and Research, MMU, Haryana 133203, India

Parinduri, Abdul Gafar.2020.Buku Ajar Kedokteran Forensik dan Medikolegal (Pedoman Bagi Mahasiswa Kedokteran).Jalan Kapten Muktar Basri No 3 Medan

 

 

Silahkan Cek Jadwal Dokter di RS Jantung Jakarta (Jakarta Heart Center)

https://jakartaheartcenter.com/dokter